DETAKPANTURA.COM – Aksi seorang bocah bernama Dikka Alfarizi (11), warga Kecamatan Teluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, menyita perhatian publik saat ajang Festival Pacu Jalur 2025 berlangsung.
Bukan sebagai pendayung, namun sebagai Anak Coki, penari yang berdiri di ujung perahu untuk menjaga keseimbangan di atas perahu panjang yang bergoyang kencang saat didayung.
Dikka, siswa kelas 5 SD Negeri di Teluk Kuantan, dengan cepat menjadi sorotan media dan netizen karena kepolosan dan kecintaannya terhadap tradisi Pacu Jalur.
“Aku senang nonton pacu jalur, tapi lebih senang joget. Soalnya rame dan seru,” ujar Dikka dikutip tribunnews.com, Sabtu (12/7/2025).
Dikka mengaku telah berlatih menari sejak jauh hari menjelang festival. Bagi bocah ini, Pacu Jalur adalah hari besar yang selalu ia nantikan setiap tahun.
Tak hanya menarik perhatian publik lokal, nama Dikka juga melambung hingga kancah internasional.
Klub sepak bola Paris Saint-Germain (PSG) mengunggah video selebrasi para pemainnya yang menirukan gaya joget khas Dikka di akun resmi media sosial mereka, Rabu (2/7/2025), dengan keterangan “Auranya sampai ke Paris”.
Klub Italia AC Milan pun ikut meramaikan tren tersebut. Dalam unggahannya, mereka menuliskan, “Aura Farming, 1899% accuracy,” sambil menirukan gerakan serupa.
Popularitas Dikka menembus batas negara hingga menarik perhatian Cullen Honohan, influencer asal Amerika Serikat.
Dalam wawancara via media sosial, Cullen menjuluki Dikka sebagai “The Reaper”, karena dianggap mampu “mengambil jiwa lawan” melalui gaya menarinya yang memikat di ujung perahu.
Dengan polos, Dikka menjawab, “Tetap berani dan percaya diri.”
Puncaknya, Gubernur Riau Abdul Wahid secara resmi mengangkat Dikka sebagai Duta Pariwisata Provinsi Riau dan memberinya beasiswa pendidikan sebagai bentuk apresiasi.
“Jasanya besar. Untuk itu hari ini saya nobatkan sebagai Duta Pariwisata Riau. Semoga beasiswa ini bermanfaat untuk masa depannya,” ujar Abdul Wahid, dikutip antaranews.com, Selasa (8/7/2025).
Dikka sendiri tak menyangka pencapaian ini. “Wah, saya senang. Enggak nyangka bisa ketemu Pak Gubernur dan dijadikan Duta Pariwisata,” ujarnya.
Meskipun berasal dari keluarga sederhana, Dikka telah menjadi simbol kebanggaan baru bagi masyarakat Kuansing. Ia membuktikan bahwa semangat melestarikan budaya bisa datang dari siapa saja, bahkan dari seorang bocah kecil yang menari dengan hati. (SZ)
Artikel ini ditayangkan secara otomatis setelah melalui proses penyuntingan dan verifikasi berdasarkan sumber yang tepercaya.
Validitas dan isi sepenuhnya menjadi tanggung jawab redaksi detakpantura.com dan dapat diperbarui sewaktu-waktu sesuai perkembangan informasi.