27.9 C
New York
Minggu, Juli 27, 2025

Buy now

spot_img

Fenomena Bediding Melanda Jawa Tengah, Suhu Turun Drastis hingga 11 Derajat Celsius

spot_img

DETAKPANTURA.COM – Fenomena bediding atau udara dingin ekstrem kembali melanda sejumlah wilayah di Jawa Tengah. Bahkan, di beberapa kawasan pegunungan dan dataran tinggi muncul fenomena embun es.

Suhu udara di malam hingga pagi hari anjlok drastis, bahkan di kawasan seperti  Dataran Tinggi Dieng, Temanggung, Magelang, dan Wonosobo, suhu tercatat berada di kisaran 11 hingga 14 derajat Celsius.

Fenomena yang lazim terjadi saat puncak musim kemarau ini menyebabkan embun pagi membeku di permukaan daun dan rumput. Warga setempat menyebutnya dengan istilah “bediding”, yang dalam bahasa Jawa berarti “dingin menggigit”.

“Setiap malam saya harus memakai jaket tebal meski di dalam rumah. Pagi-pagi embun di kaca jendela seperti embun es,” ujar Wardi (56), warga Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Sabtu (12/7/2025).

Baca Juga  Dua Ormas Bentrok Saat Tabligh Akbar Habib Rizieq, Lima Orang Terluka

Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan, puncak musim kemarau, khususnya Jawa Tengah bagian selatan, akan berlangsung hingga akhir Agustus 2025.

Kondisi yang sama juga terjadi dengan suhu udara minimum ketika malam dan pagi hari yang diperkirakan semakin bertambah dingin. Hal tersebut mengindikasikan bahwa fenomena suhu dingin masih berlanjut hingga akhir Agustus 2025.

Ia menambahkan, wilayah dataran tinggi atau pegunungan diperkirakan lebih dingin ketimbang temperatur di wilayah pesisir.

Perbedaan suhu disebabkan oleh laju penurunan temperatur udara sebesar 0.5 derajat Celsius per kenaikan 100 meter ketinggian tempat.

Baca Juga  Pasca Bentrok di Pegundan, Bupati Pemalang Ajak Semua Pihak Menahan Diri

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Semarang menjelaskan, fenomena bediding dipicu oleh minimnya tutupan awan di malam hari, yang membuat panas dari permukaan bumi langsung terlepas ke atmosfer tanpa penghalang.

“Saat langit cerah dan tidak berawan, suhu bisa menurun drastis, terutama di dataran tinggi. Ini adalah fenomena alami yang sering terjadi saat puncak kemarau,” ujar Prakirawan BMKG, Rina Andayani, dikutip kompas.co.id, Kamis (10/7/2025).

Fenomena ini berdampak pada sektor pertanian. Sejumlah petani mengaku khawatir tanaman hortikultura mereka seperti kentang, cabai, dan tomat bisa rusak akibat suhu dingin ekstrem.

Baca Juga  Oknum Kades di Demak Digerebek Bersama Istri Orang di Kamar Kos

“Kalau embunnya terlalu dingin, daun tanaman bisa layu bahkan membusuk. Ini sering terjadi saat bediding,” kata Jumari (42), petani asal Kledung, Temanggung.

BMKG mengimbau masyarakat untuk menjaga kondisi tubuh, terutama kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia, serta menghindari aktivitas luar ruangan di malam dan dini hari.

Fenomena bediding diperkirakan masih akan berlangsung hingga pertengahan Agustus, seiring dengan masih berlangsungnya musim kemarau di wilayah Jawa Tengah. (sz)

Catatan Redaksi:
Artikel ini ditayangkan secara otomatis setelah melalui proses penyuntingan dan verifikasi berdasarkan sumber yang tepercaya.
Validitas dan isi sepenuhnya menjadi tanggung jawab redaksi detakpantura.com dan dapat diperbarui sewaktu-waktu sesuai perkembangan informasi.

Berita Lainnya

spot_img

Trending

Jual Istri Lewat MiChat, Pria di Tuban Ditangkap Polisi

DETAKPANTURA.COM – Seorang pria berinisial AM (27), warga Kabupaten Tuban, Jawa Timur, ditangkap Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Tuban karena nekat menjual istrinya sendiri...
spot_img

PANTURA UPDATE

Jual Istri Lewat MiChat, Pria di Tuban Ditangkap Polisi

DETAKPANTURA.COM – Seorang pria berinisial AM (27), warga Kabupaten Tuban, Jawa Timur, ditangkap Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Tuban karena nekat menjual istrinya sendiri...
- Advertisement -spot_img

Artikel Teratas

Profil

spot_img

Top News

Indeks

Populer